Kekasih, Kembalilah...

Kenangan itu masih jelas dikepalaku... Berdiri diantara keramaian itu. Jauh dari Khayalku,membuat aku lunak. Bagian itu musnah. Kuhancurkan setiap kenangan itu. Sampai cinta memanggilnya. Dan mulai mengumpulkan bagian-bagian kecil. Menjadi kisah romansa... Jangan buang air mata itu kekasihku. Simpanlah agar air mata itu menjadi bukti bahagia. Disaat kenangan kita bersatu dan memeluknya kembali. Genggamlah Percayamu. Sisi ini mulai merona. Melambai, dengan kegirangannya. Pelangi tak lagi berbentuk kegundahan. Dia melukiskan bagian yg tak kita miliki dahulu.

Akhir Waktu

Aku tak bisa menangis di depan kalian.
Tapi kalian tahu,hatiku bergetar saat ingat dia.

Aku suka mengingat tentangmu...
Seperti terjun bebas dari gedung tinggi.
Dan mengumpulkan kembali bagian tulangku yg hancur.
Dan duduk meratapi bagian kecil yg tak bisa ku jangkau.
Dia adalah hatiku yg tak hancur dari benturan luar.
Namun warnanya mulai membiru, bahkan pucat sedikit hitam.

Walaupun sang Surya membawaku terbang.
Tak dapat membawa aku ke nelangsa.
Sempit bagiku,hati yg tertingal.
Mungkin kita bisa bertemu di lain ...

Kita terkurung oleh bibir keangkuhan kita.
Sedikit menjamah,namun tak tau perasaan.
Embun sedikit turun di malam hari.
Namun gundah menyerangnya,saat rumput yg di singgahi beradu dengan terik matahari.

Kelopak mata mulai lelah memandang.
Bagian itu harus sirna,aku tau tak selamanya.
Inilah aku!!! Saat tubuh mulai mengkaku.
H Januar Mirza

My Home

Ada orang lain di kehidupanku.
Dulu sekali, merasa adalah hal terhebat tentangku.
Kisah kita bukan hanya itu.
Tapi sekarang adalah tentang kita.

Aku harap kamu adalah rumah bagiku.
Rumah terindah yg pernah aku tinggali.
Kenangan ini seperti gerimis hujan.
Lembut namun menyengat!!!

Kebohongan adalah perasaan yg ku buat.
Kita bukanlah insan yg saling mengerti.
Matikan pendingin itu,aku merasa beku.
Kisah kita baru, namun kau sangat ku kenal.

Aku ingat tentangmu, bagaimana denganmu?
Masa itu adalah menyenangkan,jauh lebih dari itu.
Aku tak bisa!!!

BERSAMAMU

Kau tahu rasanya kita bersama...
Di waktu “gerimis membasahi kita”.
Ciuman itu terasa hangat.
Melewati setiap nadiku.

Ruangan itu jadi saksi.
Mereka mendingin,hampir membeku.
Ruang batinku, aku tak percaya.
Kita semakin terpisah.

Bagaimana ingatanku...
pecah terbelah,bahkan musnah.
Kenangan kita jadi puing.
Jadi bagian yg sangat kecil,tapi sangat melukai.

Waktu terlanjur berputar.
Penyesalan dan Kesalahan kita adalah kenangan yg dibuat.
Ini adalah diri kita yg sesungguhnya.
Berjuang untuk kesempatan.

Senyumanmu

Senyummu dapat bangunkanku di pagi hari.
Dan kuharap senyummu dapat mengistirahatkan ragaku di malam hari.
Jika aku bisa jadi bagian dari dirimu, aku mau jadi air matamu, yang tersimpan di hatimu, lahir dari matamu, hidup di pipimu, dan mati di senyumanmu (bibir).

Tak sanggup aku bertemu dengan senyummu...
Bila malam tak ada cahaya, bila siang tak ada kebisingan.

Aku mau jadi matamu, yg setiap waktu melihat keindahan.
Aku mau jadi hatimu, yg slalu merasakan apa yg kau rasakan.

Senyummu, dapat menenangkanku dalam kegelisahan.
Senyummu, dapat menghitamkan hatiku.
Aku mendengar dan aku merasa dengan hatiku...
Namun tak dapat mengalahkan pandanganku atas Senyumanmu.

Ruang Biru

Ruangku Samar... tak bertepi tak berujung.
Ruangku sempit atau luas... tak ada warna.
Penjara bagimu, Alam Raya bagiku... Biru adalah pandanganku saat melihatnya.
Tak tau bagaimana pandanganMu berwarna apa...

Di sinilah tempatku menerima sgala yg Kau beri...
Dingin sekujur pikirku menguap.
Tak ada keramaian, materi, keindahan.
Bagiku CUKUP

Melupakanmu

Aku tak dapat melupakanmu dari ingatanku...
Kau adalah secercah tinta yg bergumul di ingatanku, kau tak dapat pergi jauh.
Hanya dapat menyebar, melingkar, dan menerang...
semakin aku berusaha menghapusmu, semakin kau menggeliat

Pergilah Pergi Agar aku dan kau tau bagaimana rasa yang tertinggal